Sabtu, 04 Maret 2017

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SENSORI PRESEPSI TENTANG PENDENGARAN,PENGECAPAN, DAN PERABAAN


MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM SENSORI  PRESEPSI

(PENDENGARAN,PENGECAPAN, DAN PERABAAN)





OLEH :



NAMA                      : UU SANJAYA

NIM                           : P201401154

KELAS                     : N4 KEPERAWATAN







PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES MANDALA WALUYA

KENDARI

2017



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur Penulis limpahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas pertolongan Nya, penulis dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Tak lupa salam Penulis haturkan kepada keluarga dan sahabat, semoga selalu dapat menuntun Penulis pada ruang dan waktu yang lain.

Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas Sistem Presepsi Sensori dengan judul : Anatomi Fisiologi Pada Pendengaran,Pengecapan, dan Perabaan.. Penulis berharap semoga Makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan bila terdapat kekurangan dalam pembuatan laporan ini penulis mohon maaf, karena penulis menyadari Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik yang sifatnya membangun demi tercapai suatu kesemppurnaan dalam makalah kami. Atas bantuan pembaca yang telah memberikan kritik dan saran, kami mengucapkan terima kasih banyak. Amin!

Wassalamu’alaikum Wr. Wb









Kendari,1Maret 2017



Penulis





BAB I

PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang

Anatomi dan Fisiologi Sistem SensoriIndra mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan lingkungan. Indra yang kita kenal ada lima, yaitu:

1.  Indra penglihat (mata)

2.  Indra pendengar (telinga)

3.  Indra peraba (kulit)

4.  Indra pengecap (lidah)

5.  Indra pencium (hidung).

Kelima indra tersebut berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar, oleh karenanya disebut eksoreseptor. Reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam, misalnya nyeri, kadar oksigen atau karbon dioksida, kadar glukosa dan sebagainya, disebut interoreseptor.

            Sel-sel interoreseptor misalnya terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dan lain sebagainya. Akan tetapi, sesungguhnya interoreseptor terdapat di seluruh tubuh manusia. Interoreseptor yang membantu koordinasi dalam sikap tubuh disebut kinestesis.

            Untuk dapat menjaga keseimbangan alam dan untuk dapat mengenali perubahan lingkungan yang terjadi, Tuhan memberikan indera kepada setiap makhluk hidup.

Indera berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan, baik yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada pada makhluk hidup, memiliki sel-sel reseptor khusus. Sel-sel reseptor inilah yang berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan yang terjadi. Dalam makalah penulis ini akan membahas tentang sistem indera khususnya indera pendengar,pengecap, dan peraba.



B.     Rumusan Masalah



Adapun rumusan masalah yang menjadi acuan dan pedoman dalam penyusanan dan Penyajian makalah ini Sebagai berikut :

1.    Apa yang dimaksud dengan saraf ?

2.    Bagaimana Anatomi Fisiologi Telinga ?

3.    BagaimanaAnatomi Fisiologin Lidah?

4.    BagaimanaAnatomi Fisiologi Kulit ?







C.     Tujuan Penulisan



            Penulis menyusun makalah ini agar para pembaca bisa mengetahui tentang Aktifitas Anatomi Fisiologi Sensori dalamTubuh Manusia dan dengan adanya makalah ini juga di harapkan dapat menjadi pengetahuan bagi kita semua.



D.    Manfaat Penulisan



            Agar dapat mengetahui tentang sistem presepsi sensori khususnya anatomi fisiologi pada telinga,lidah dan kulit, sehingga bisa mengerti tentang proses yang terjadi di dalam fungsi pengindraan manusia.





















BAB II

PEMBAHASAN



A.      Pengertian Sistem Saraf

Sistem saraf manusia adalah sebuah jaringan yang sangat khusus, yang berisi miliaran neuron, dan bertanggung jawab untuk mengendalikan dan mengkoordinasikan semua fungsi tubuh. Sistem ini memungkinkan kita untuk berkomunikasi dengan dunia luar dan terdiri dari dua komponen, sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf perifer (PNS).

Sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan sistem saraf perifer terdiri dari semua neuron tubuh, kecuali yang ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf manusia yang bersangkutan dengan menerima informasi dari dunia luar, pengolahan, dan kemudian menghasilkan respon yang tepat. Ini adalah jaringan yang mengontrol dan mengkoordinasikan semua kegiatan tubuh, dengan mengirimkan pesan atau sinyal dari otak ke bagian-bagian berbeda dari tubuh dan sebaliknya.

B.     Anatomi Fisiologi Telinga

Anatomi sistem pendengaran merupakan organ pendengaran dan keseimbangan.Terdiri dari telinga luar, tengah dan dalam. Telinga manusia menerima dan mentransmisikan gelombang bunyi ke otak dimana bunyi tersebut akan di analisa dan di intrepretasikan. Cara paling mudah untuk menggambarkan fungsi dari telinga adalah dengan menggambarkan cara bunyi dibawa dari permulaan sampai akhir dari setiap bagian-bagian telinga yang berbeda.

1.      Anatomi telinga luar



Telinga luar terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus, dipisahkan dari telinga tengan oleh struktur seperti cakram yang dinamakan membrana timpani (gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus ketika membuka dan menutup mulut.

 Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit.

2.      Anatomi telinga tengah



Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga, Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal.

Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding medial telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke getaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk cincin. anulus jendela bulat maupun jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe.

Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubngkan telingah ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap atau menelan. Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah dengan tekanan atmosfer.





3.      Anatomi telinga dalam



Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang labirint.

Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin, namun tidak sem-purna mengisinya,Labirin membranosa terendam dalam cairan yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, akulus, dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis, dan organan Corti. Labirin membranosa memegang cairan yang dina¬makan endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam telinga dalam; banyak kelainan telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu.

Percepatan angular menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan merang-sang sel-sel rambut labirin membranosa. Akibatnya terja¬di aktivitas elektris yang berjalan sepanjang cabang vesti-bular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan percepatan linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di dalam kanalis auditorius internus, nervus koklearis (akus-dk), yang muncul dari koklea, bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus kranialis VIII). Yang bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis auditorius internus adalah nervus fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis auditorius internus mem-bawa nervus tersebut dan asupan darah ke batang otak



C.     Anatpmi fisiologi Lidah



1.      Anatomi system perasa



Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara.Juga membantu membolak balik makanan dalam mulut.

Struktur lainnya yang berhubungan dengan lidah sering disebut lingual, dari bahasa Latin lingua atau glossal dari bahasa Yunani. Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.  Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papilla.

Lidah berfungsi sebagai indera pengecap, mengatur makanan di dalam mulut agar terkunyah dengan baik, membantu menelan makanan, dan membantu mengucapkan kata-kata. Lidah sebagai indera pengecap, yaitu untuk merasakan rangsangan rasa dari benda-benda yang masuk ke dalam mulut. Indera pengecap tersebut terletak pada bagian permukaan atas yang terbagi menjadi beberapa daerah yang peka terhadap manis, asam, asin dan pahit. Hal ini dikarenakan pada permukaan lidah terdapat saraf pengecap yang berupa bintil-bintil yang menyebabkan permukaan lidah menjadi kasar.

Pengecapan adalah sensasi yang dirasakan oleh kuncup kecap, yaitu reseptor yang terutama terletak  pada lidah (terdapat kurang lebih 10.000 kuncup kecap pada lidah manusia) dan dalam jumlah yang lebih kecil pada polatum mole dan permukaan laringeal dari epiglottis. Kuncup kecap terbenam dari epitel berlapis dari papilla sirkumvalata, papilla foliota, papilla fungiformis. Bahan kimia masuk melalui pori pengecap, yaitu lubang kecil menuju ke sel-sel reseptor. Indera perasa dimediasi oleh Taste Buds dalam rongga mulut. Taste Buds adalah organ reseptor multiseluler yang mengandung 60-100 sel, dan terus-menerus diperbaharui oleh sel-sel progenitor yang terletak di membran basal dan sepanjang tepi lateral tunas. Setelah divisi terminal mereka, sel-sel pengecap yang sudah dewasa masuk ke tunas dan berdiferensiasi menjadi salah satu dari empat jenis sel pengecap.

Kuncup kecap terdiri atas sekurang-kurangnya empat jenis sel, yang dapat dikenali dengan mikroskop elektron. Sel tipe 1 dan sel tipe 2 panjang dengan mikrovili pada permukaannya. Walaupun fungsinya belum diketahui, mereka dapat membantu aktivitas sel tipe 3. Sel tipe 3 juga merupakan sel tipe panjang dicirikan oleh terdapatnya banyak vesikel yang menyerupai versikel sinaps. Tipe sel ke 4 adalah suatu sel basal pra-kembang yang mungkin merupakan precursor dari sel-sel yang lebih spesifik dalam kuncup kecap. Tonjolan dendritik dari saraf sensorik yang paling dekat dengan kumpulan vesikel sinaptik ini adalah dasar untuk penempatan penerimaan pengecapan pada sel tipe 3.

Kuncup pengecap tersebut dapat mengecap rasa karena mempunyai kumpulan saraf pengecap. Setiap kuncup pengecap hanya bisa mengenali satu rasa yang khas, yang terdiri dari 2 jenis sel, yaitu sel penyokong dan sel pengecap sebagai reseptor. Pada sel pengecap terdapat silia(rambut gustatori) yang memanjang ke lubang pengecap (taste pores). Zat-zat makanan yang terlarut dalam cairan ludah akan merangsang sel-sel ujung saraf melalui rambut gustatori yangselanjutnya akan menimbulkan impuls yang akan diteruskan ke otak sehingga dapat diinterpretasikan dengan berbagai rasa. Rasa yang dapat direspon oleh kuncup-kuncup pengecap,yaitu manis, asam, asin dan pahit. Pada lidah reseptor yang sensitif terhadap rasa manis terdapat pada ujung lidah, untuk rasa asam terdapat pada bagian samping lidah (kanan dan kiri), untuk rasa pahit terdapat pangkal lidah dan bagian samping depan sensitif terhadap rasa asin.

Sel reseptor pengecap merupakan sel epitel yang termodifikasi menjadi bentuk yang memiliki banyak lipatan permukaan atau mikrovili, dan sedikit menonjol melalui pori-pori pengecap untuk meningkatkan luas permukaan sel yang terpajan dalam mulut. Membran plasma mikrovili mengandung reseptor yang berikatan secara selektif dengan molekul zat kimia, karena hanya zat padat yang terlarut dalam saliva atau cairan lain yang dapat berikatan dengan sel reseptor.



Terdapat 4 jenis papilla, yaitu :

1)      Papilla filiformis, terdapat pada bagian posterior

2)      Papilla fungiformis, pada bagian anterior

3)      Papilla foliata, pada pangkal lidah bagian lateral

4)      Papilla sirkumfalata, melintang pada pangkal lidah













2.      Fisiologi Lidah

1.    Substansi yang dirasakan harus berbentuk cairan atau larut dalam saliva.

2.     Kuncup pengecap bekerja sama dengan reseptor pada rambut pengecap.

Sensasi Rasa:

·      Kuncup pengecap yang sensitive terhadap rasa manis .terletak di ujung lidah.

·      Substansi asam dirasakan terutama di bagian samping lidah.

·      Substansi asin dapat dirasakan pada hampir seluruh area lidah, tetapi reseptornya terkumpul di bagian samping lidah.

·      Substansi pahit akan menstimulasi kuncup pengecap di bagian belakang lidah.





D.    Anatomi fosiologi kulit

a.    Anatomi system Peraba

Kulit merupakan organ tubuh paling luar. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat 15% berat badan. Kulit yang elastic dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan preputium, ulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan telapak tangan dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada muka, kulit yang lembut terdapat pada leher dan badan, dan kulit yang berambut kasar terdapat pada kepala.

Kulit adalah alat indera kita yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu, sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat reseptor yang merupakan percabangan dendrit dari neuron sensorik yang banyak terdapat di sekitar ujung jari, ujung lidah, dahi, dan lain-lain. Lapisan kulit manusia terdapat beberapa lapisan, yaitu:



1.         Epidermis



Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki struktur tipis dengan ketebalan sekitar 0,07 mm terdiri atas beberapa lapisan, yaitu :

·      Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk

·      Stratum lusidum, yang berfungsi melakukan “pengecatan” terhadap kulit dan rambut

·      Stratum granulosum, yang menghasilkan pigmen warna kulit, yang disebut melamin

·      Stratum germinativum, sering dikatakan sebagai sel hidup karena lapisan ini merupakan lapisan yang aktif membelah









2.                 Dermis

Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang terdiri atas banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu sekitar 2,5 mm. Dermis dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang membuatnya lentur, yang terdiri atas kolagen, yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar 30% dari protein tubuh. Kolagen akan berangsur-angsur berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Itulah sebabnya seorang yang sudah tua tekstur kulitnya kasar dan keriput. Lapisan dermis terletak di bawah lapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri atas beberapa bagian, yaitu :

·      Akar Rambut

·      Pembuluh Darah

·      Kelenjar Minyak (glandula sebasea)

·      Kelenjar Keringat (glandula sudorifera), dan

·      Serabut Saraf

b.    Fisisologi peraba

Fungsi kulit secara umum :

1.      Sebagai proteksi.

2.      Pengontrol/pengatur suhu.

3.      Proses Hilangnya Panas Dari Tubuh

4.      Sensibilitas

5.      Keseimbangan Air





















BAB III

PENUTUP



A.  Kesimpulan



Secara struktral anatomis, bola mata berdiameter ±2,5 cm dimana 5/6 bagiannya terbenam dalam rongga mata, dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak pada bagian luar.

Anatomi sistem pendengaran merupakan organ pendengaran dan keseimbangan.Terdiri dari telinga luar, tengah dan dalam. Telinga manusia menerima dan mentransmisikan gelombang bunyi ke otak dimana bunyi tersebut akan di analisa dan di intrepretasikan. Cara paling mudah untuk menggambarkan fungsi dari telinga adalah dengan menggambarkan cara bunyi dibawa dari permulaan sampai akhir dari setiap bagian-bagian telinga yang berbeda.



B.  Saran



Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui bahwa  Anatomi Fisiologi Sensori ( Anatomi Fisiologi Sistem Pendengaran dan pengecapan dan peraba)sangat penting bagi kehidupan kita dan agar pembaca.

Selain dari pada itu,penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena penulis masih dalam proses pembelajaran. Dan yang penulis harapkan dengan adanya makalah ini,dapat menjadi wacana yang membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat maupun tersurat.















DAFTAR PUSTAKA



Wonodirekso, S dan Tambajong J (editor) (1990), Organ-Organ Indera Khusus dalam Buku Ajar  Histologi Leeson and Leeson (terjemahan), Edisi V, EGC, Jakarta,   Indonesia Hal.574-583.



TIM,buku ajar anatomi umum fakultas kedokteran Universitas  Hasanuddin,2011 Dorland kamus, kamus kedokteran Dorland edisi 26,buku EGC



Ganong,buku ajar ajar fisiologi kedokteran edisi 17, EGC Picture,Integument picture,dermatologyabout.com,2013 Setiadi,anatomi dan fisioligi manusia,graha Ilmu